Monday, July 18, 2022

Kecelaruan


Harus bagaimana aku hadapi semua kecelaruan ini? Serasa mahu kubalingkan semua yang ada di depanku ini. Mahu saja kuterajang almari. Mahu kutendang pintu yang terkunci lalu berteriak sekuat hati. Namun, semuanya terkumpul dan hanya tergumpal di sini, di jiwa ini!

Harus bagaimana aku berdepan hari esok? Harus mengamuk atau biarkan saja rasa ini menjeruk? Atau haruskah aku berdiam saja. Jika aku perempuan, air mata ini sudah berjuraian sekian lama, kalaupun terhenti cuma seketika, kemudian berjuraian lagi bagai putaran hujan kembali ke awan.

Mahu salahkan siapa? Tuhan? Tidak mungkin! Ternyata akal waras ini terus dipacu mengiyakan saja segala takdir itu. Ternyata hari ini aku masih aku yang sama, yang hanya mampu berlari laju-laju, mencampak jiwa kerdil ini sujud ke sejadah lalu terseak untuk kesekian kalinya.

Sungguh rasa itu terus terkurung dan tidak pernah terbebas meski sedayanya aku berhempas-pulas. Sudahnya aku juga yang kehabisan tenaga. Lagi-lagi seperti ini, tertiarap keletihan sendiri-sendiri. Dan esok harus sedia bangkit, berjuang lagi untuk orang-orang yang disayangi.

"Hati-hati dengan apa yang kita minta. Doa minta Allah beri apa yang baik untuk kita. Bukan doa minta apa yang kita fikir baik untuk kita"

Ya Rabb
Ku serahkan padamu takdirku
Kerana aku tahu
Dikau maha mengerti kecelaruan hati ku
Ku mohon

No comments:

Post a Comment

Sesuatu Yang Paling Jauh Dari Kita adalah Masa Lalu, Bagaimanapun Kita, Apapun Kendaraan Kita, Kita tetap tidak akan bisa kembali ke masa lalu, Maka jagalah hari ini dan hari - harimu yang akan datang.

In Sya Allah

 25 Mac 2024 (14 Ramadan)