Tuesday, March 3, 2009

Batu batu kecil di perut Rasulullah


Suatu saat Rasulullah SAW mengimami salat isya. Tiap kali menggerakkan badannya untuk sujud atau rukuk, terdengar bunyi kletak-kletik seperti tulang-tulangnya beretakkan. Para makmum cemas, menyangka beliau sedang sakit keras. Maka, selesai solat, Umar bin Khatthab bertanya, ''Apakah engkau sakit wahai kekasih Allah?''''Tidak, aku sehat walafiat,'' sahut Nabi. ''Tapi mengapa tiap kali kau gerakkan tubuhmu, tulang-tulangmu beretakkan. Pasti engkau sakit.'' ''Tidak, aku segar bugar,'' masih jawab Nabi.Namun, lantaran para sahabat kelihatan makin risau, baginda lantas membuka jubahnya. Tampak oleh para sahabat, Nabi mengikat perutnya yang kempis dengan selempang kain yang diisi batu-batu kecil untuk menahan rasa lapar. Batu-batu itulah yang mengeluarkan bunyi kletak-kletik. Umar memekik, ''Ya Rasul, alangkah hinanya kami dalam pandanganmu. Apakah kau kira jika kau katakan lapar, kami tidak bersedia memberikan makanan bagimu?''Rasul menggeleng seraya tersenyum. Lalu, ''Umar, aku tahu kalian para sahabat sangat mencintaiku. Tapi di mana akan kuletakkan mukaku di hadapan Allah, apabila sebagai pemimpin justru aku membikin berat orang-orang yang kupimpin?'' ujarnya. ''Biarlah aku lapar, supaya manusia di belakangku tidak terlalu tamak sampai menyebabkan orang lain kelaparan,'' lanjut Nabi SAW.Kejadian kecil seperti dimuat dalam The Stories of Sahabah itu sudah 14 abad berlalu. Kini kelaparan masih menghantui sebahagian penduduk dunia. Lalu, apakah Tuhan tidak pandai menyediakan rezeki secara adil kepada segenap makhlukNya? Gugatan semacam itu, tentu hanya muncul dari mulut orang-orang kafir, sebagaimana dalam Surah Yasin.Tuhan Maha Bijaksana, Tuhan Maha Penyayang, rahmatNya tersebar merata. Kalau kelaparan masih bercokol di bumi, tak lain lantaran masih ada orang-orang tamak yang menguasai bahagian yang lebih banyak untuk keperluan yang sedikit. Sabda Nabi SAW, ''Limadza tabnuna ma la taskununa? Limadza tuktsiruna ma la takkuluna? (Mengapa kalian membangun yang tak kalian tempati? Mengapa kalian menimbun banyak, padahal tak kalian makan?) ''Atau, menurut pemimpin muslim Pakistan, Muhammad Ali Jinnah, ''This world is enough for every man's needs, but it is not enough for a man's greed. (Dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh manusia, tetapi takkan pernah cukup untuk memuaskan ketamakkan seorang manusia yang serakah).'' Lalu bagaimana pemimpin di negara kita Malaysia.Mengapa masih ramai rakyat yang miskin dan kelaparan sedangkan para pemimpin sibuk melaungkan untuk membasmi kemiskinan. Mengapa saluran TV (TV3 Bersamamu) sahaja yang dapat menjejaki orang yang miskin dan kelaparan ini, ke mana para YB, pemimpin pembangkangpun tak nampak. Ke mana pula larinya zakat yang kita bayar tu. Sampaikah kepada golongan ini. Para pemimpin di mana berada, ambillah iktibar daripada kisah Rasulullah tersebut, jangan dok pening nak jaga kantong sendiri, kantong puak sendiri sampai kebajikan rakyat dilupakan...kemelut politik di Perak serah saja kepada rakyat, biarlah rakyat yang tentukan....

No comments:

Post a Comment

Sesuatu Yang Paling Jauh Dari Kita adalah Masa Lalu, Bagaimanapun Kita, Apapun Kendaraan Kita, Kita tetap tidak akan bisa kembali ke masa lalu, Maka jagalah hari ini dan hari - harimu yang akan datang.

In Sya Allah

 25 Mac 2024 (14 Ramadan)